TORRES DAYT!!
Jakarta - Empat semifinalis akan bertarung lagi tengah pekan ini untuk memastikan apakah mereka bisa mendapatkan tiket ke Allianz Arena dan tampil di final.
Di leg pertama minggu lalu, tuan rumah berhasil menabung kemenangan. Bayern Munich menundukkan Real Madrid 2-1, Chelsea menekuk Barcelona 1-0.
Walaupun skornya tipis, tapi menabung kemenangan tetaplah lebih baik daripada tidak. Maka dari itu, Bayern dan Chelsea punya misi minimal menahan seri lawan-lawan mereka di pertemuan kedua.
Bayern, yang telah dipastikan kalah lagi dari Borussia Dortmund dalam perebutkan titel Bundesliga, akan bertandang ke Santiago Bernabeu pada Rabu malam atau Kamis (26/4/2012) dinihari WIB. Sehari sebelumnya, Chelsea yang terus membaik semenjak dilatih Roberto di Matteo akan menjajaki nasibnya di Camp Nou.
Setelah Dortmund dipastkan mempertahankan gelarnya di Liga Jerman, sangat mungkin Bayern menjadi lebih fokus untuk menghadapi Madrid. Mereka akan melakukan yang terbaik demi meraih piala besar, walaupun masih ada kans pula di Piala Jerman.
Masalahnya, mereka kebobolan satu gol di Munich, dan Madrid pun baru saja mencapai sesuatu yang di musim ini belum bisa mereka lakukan: memenangi El Clasico. Hari Sabtu kemarin Cristiano Ronaldo dkk. berhasil mengalahkan Barca 2-1 di Catalan.
Dengan moral yang sangat tinggi, plus bahwa mereka memang sangat baik di musim ini, Madrid akan membuat FC Hollywood harus mengeluarkan penampilan terbaiknya.
Mirip dengan Bayern, Chelsea tidak otomatis lebih difavoritkan akan melenggang ke final meskipun menang di leg pertama. Barca adalah Barca, dan Camp Nou adalah kandang mereka. Biarpun kalah dua kali berturut-turut, dari Chelsea dan Madrid di La Liga, tapi Barca tak pernah kalah sampai tiga kali secara beruntun sejak Januari 2003!
Di Matteo mungkin "perlu" menelepon Jose Mourinho untuk menanyakan rahasia mengalahkan Barca kemarin malam. Dan Mourinho sepertinya akan senang hati memberitahu, karena dia pasti akan lebih senang bertemu tim lamanya itu di final, ketimbang melakoni lagi El Clasico di partai puncak Eropa.
Jadi, siapa dua tim yang akan menjejak rumput di Allianz Arena pada 21 Mei mendatang? Apakah tim Inggris, dua wakil Spanyol, atau sang pemilik stadion itu?
Jadwal leg II semifinal Liga Champions:
Rabu (25/4/2012) dinihari WIB:
Barcelona vs Chelsea
Kamis (26/4/2012) dinihari WIB:
Real Madrid vs Bayern Munich
Sumber : http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/04/23/105815/1898888/1033/hidup-mati-untuk-tiket-ke-allianz-arena?b99220370
Selain dari sisi klub dan kostum, fenomena tiga lawan satu juga terlihat dari segi pelatih. Setidaknya ada dua hal yang menonjol. Pertama, perbandingan prestasi di Liga Champions. Tiga pelatih pernah merasakan manisnya juara, sedangkan satu pelatih belum pernah mencicipi hal itu.
Josep Guardiola yang menukangi FC Barcelona telah menjuarai Liga Champions musim 2008-09 dan 2010-11. Prestasi serupa dimiliki pelatih Real Madrid, Jose Mourinho. Dia meraih trofi Big Ear pada 2003-04 bersama FC Porto dan musim 2009-10 kala menukangi Internazionale Milan. Sedangkan satu titel pernah direbut Jupp Heynckes, pelatih Bayern München, saat menangani Madrid pada 1997-98.
Ketiga pelatih jawara itu mengepung Roberto Di Matteo, pelatih Chelsea yang tak punya jejak mentereng di Liga Champions. Bukan hanya dari segi titel, dia pun inferior dalam hal pengalaman. Bertugas sejak leg II babak 16-besar, dia tercatat baru melakoni tiga laga sebagai pelatih di kancah Liga Champions.
Angka itu sangat jauh dari koleksi tiga pelatih lain. Mourinho telah melalui 93 laga di ajang antarklub paling bergengsi di Eropa tersebut. Sementara Guardiola dan Heynckes mendekati angka 50. Pep telah melakoni 48 partai, sedangkan Heynckes 43 pertandingan. Bedanya, koleksi Heynckes mencakup pula laga-laga pada format lama yang dikenal sebagai Piala Champions.
Perbedaan kedua terlihat dalam hal status. Di Matteo lagi-lagi berbeda dengan tiga pelatih lainnya. Dia berpredikat sebagai caretaker hingga akhir musim, sedangkan Mourinho, Guardiola, dan Heynckes adalah pelatih definitif di klub masing-masing. Sebelumnya, dua caretaker pelatih terakhir yang bertugas di semifinal juga menukangi Chelsea, yakni Avram Grant dan Guus Hiddink. Grant sanggup membawa The Blues menjadi runner-up musim 2007-08, sementara Hiddink tak mampu membawa timnya lolos ke final musim 2008-09.
Menilik fakta-fakta itu, kans Di Matteo boleh dikatakan tipis. Namun, itu bukan berarti dia tak memiliki harapan untuk membuat kejutan. Sejak Milenium baru, tepatnya 2000-01, ada lima pelatih yang berhasil merengkuh titel pertama di Liga Champions. Mereka adalah Carlo Ancelotti, Mourinho, Rafael Benitez, Frank Rijkaard, dan Guardiola.
Terlepas dari fakta-fakta tersebut, ada hal menarik. Keempat pelatih semifinalis memiliki satu kesamaan. Mereka sama-sama memiliki rasio kemenangan di atas 50 persen. Di Matteo tercatat mengemas 100 persen kemenangan karena tak terkalahkan dalam tiga laga yang dilewatinya. Di belakangnya adalah Heynckes dengan rasio kemenangan 67,4 persen, Guardiola (62,5 persen), dan Mourinho (54,8 persen).
sumber : http://duniasoccer.com/Duniasoccer/Internasional/Antarklub/Champions/News/Semifinal-Liga-Champions-Menanti-Kejutan-Di-Matteo
pas liat video ini rasanya mau langsung pergi Stamfor Bridge buat ngerasain atmosfirnya, bikin merinding !!! :)
Chelsea terus menjaga persaingan untuk bisa memerebutkan tempat di zona Champions.The Blues menyambut laga ini dengan motivasi tinggi untuk memburu empat besar setelah rival mereka sesama klub London, Tottenham Hotspurditahan Sunderland tanpa gol beberapa jam sebelumnya.
Chelsea menjaga peluang untuk bisa masuk zona Champions berkat kemenangan 2-1 atas Wigan Athletic, Sabtu (7/4) dinihari WIB.
Adalah Juan Mata yang menjadi penentu kemenangan Chelsea dengan gol yang dicetaknya jelang laga berakhir.
Dengan kemenangan ini, Chelsea kini mengoleksi 56 angka dari 32 laga. Selisih dengan penghuni peringkat empat, Arsenal, hanya dua angka.
Namun Arsenal masih bisa menjauh karena masih harus melakoni laga mereka besok melawan Manchester City.
Jika pun Arsenal menang, dan naik ke peringkat tiga, maka selisih poin Chelsea dengan penghuni peringkat empat hanya menjadi tiga angka. Soalnya Tottenham Hotspur, yang bermain melawan Sunderland, hanya bisa meraih satu angka dengan hasil imbang 0-0.
Melakoni laga di Stamford Bridge, Chelsea memulai laga dengan sedikit gugup. Bahkan hingga 45 pertama rampung, skor 0-0 tetap bertahan.
Baru di menit 62 Branislav Ivanovic bisa memecah kebuntuan. Gol tersebut diprotes pemain Wigan karena Ivanovic menyambut umpan terobosan Raul Meireles dalam posisi offside. Namun wasit Mike Jones tetap mengesahkan gol tersebut.
Wigan bisa menyamakan kedudukan ketika laga memasuki menit ke-82. Mohamed Diame menjadi penyama kedudukan sekaligus penakluk Petr Cech.
Akan tetapi, sesaat sebelum berakhirnya laga, Juan Mata bisa mencetak gol kedua untuk Chelsea dengan menyambut bola rebound tendangan Fernando Torres yang mengenai mistar gawang.
sumber : http://www.goal.com/id-ID/match/60552/chelsea-vs-wigan-athletic/report
sumber : http://nugrohocahasik.blogspot.com/2012/03/implementasi-wawasan-nusantara-dalam.html